Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

About

3 Jun 2011

Hadits I

HADITS TENTANG AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hadits Tarbawi
Dosen Pengampu: Prof. DR. H.M. Erfan Soebahar, M.A





Disusun oleh:
1. A. Miftahul Huda (093111001)
2. Abddul Kholik (093111002)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

HADITS TENTANG AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
I. PENDAHULUAN
Ketahuilah dengan sebenar-benarnya bahwa amar ma’ruf (menyuruh kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemunkaran) itu adalah tingkat tertinggi dalam agama dan itupulalah yang merupakan kepentingan yang terutama sekali yang karenanya Allah SWT mengutus sekalian nabi dan rasul. Seandainya amar ma’ruf dan nahi munkar itu dilengahkan dan dilalaikan cara amaliyahnya, niscaya bahwa kesesatan akan merata luas dan kebodohan akan tersebar dimana-mana. Negeri akan hancur dan rusakbinasa, ketentraman dan keamanan hilang musnah dan seluruh hamba Allah dibumi ini akan tidak karuan.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Amar ma’ruf Nahi munkar
Al ma’ruf merupakan ismun jami’ tentang segala sesuatu yang mencintai Allah baik yang berupa perkataan, perbuatan lahir maupun batin yang mencakup niat, ibadah, struktur, hukum dan akhlak. Dikatakan ma’ruf karena fitrahnya yang masih lurus dan akal yang sehat mengenalnya dan menjadi saksi kiebaikannya. Adapun makna amar ma’ruf secara keseluruhan adalah berdakwah untuk melaksanakannya danmenda tanginya dengan disemangati atau dengan kata lain menyuruh perbuatan yang fitrah adalah dasarnya dicintai dan di ridhai oleh Allah SWT.
Al munkar adalah ismun jami’ yang mencakup segala sesuatu yang dibenci dan yang tidak di ridhai oleh Allah baik berupa perkataan, perbuatan yang lahir maupun yang batin termasyuk didalamnya syirik, penyakit-penyakit hati dan lain sebagainya. Disebut munkar karena fitrah yang lurus dan akal yang sehat yang mengingkarinya, bahayanya, dan kerusakannya. Adapun makna nahi munkar secara keseluruhan adalah mencegah manusia dari mendatangi dan melakukannya dengan menjahui dirinya, menghalang-halangi dirinya dan memotong sebab ke arahnya.
B. Hadits-hadits tentang Amar ma’ruf Nahi munkar
1. Hadits dari Abu Bakar As-shidiq
عن أبي بكر الصّدّيق أنّه قال أيّهنّاس إنّكم تقرءون هذه الاية (يا أيّها الّذين أمنوا عليكم أنفسكم لايضرّكم من ضلّ إذا اهتديتم) وإنّي سمعت رسول الله عليه وسلّم يقول إنّ النّاس إذا رأوا الظّالم فلم يأخذوا على يديه أوشك يعمّهم الله بعقاب منه (أخرجه الترمذي في كتاب الفتن)
Artinya:”Hadits dari Ahmad bin Mani’ hadits dari Yazid bin Harun telah mengabarkan kepadaku Ismail bin Abi khalid dari Qois bin Abu Hazem dari Abu Bakar As-Sidiq r.a. beliau berkata;”wahai manusia kamu membaca ayat ini; “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi madharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk”. (Al Maidah: 105). Sesungguhnya saya mendengar rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya manusia, apabila melihat kedhaliman kemudian mereka mencegahnya (dari kedhaliman) hampir saja Allah menimpakan kepada mereka semua siksaan dariNya”. (HR. Tirmidzi)
Dalam Hadits diatas menjelaskan apabila seseorang melihat kedzaliman yang dilakukan oleh orang dzalim dan dia tidak mencegahnya maka Allah hampir pasti adalah kemungkinan besar akan menimpakan siksaanNya kepada orang tersebut.
Alangkah baiknya jika orang yang mengajak kepada perbuatan baik itu dalam memberi nasihat dan ajakan orang lain, dilakukan secara diam-diam karena yang demikian ini akan lebih mengena dan mengesan. Apabila dengan cara sembunyi-sembunyi ini tidak memberi manfaat apa-apa, maka baru dengan cara terang-terangan dengan meminta bantuan orang-orang baik dan ahli untuk menghentikan perbuatan maksiat itu, bila mereka tidak mau menghentikannya maka orang yang mengerjakan maksiat akan makin bertambah, akibatnya siksaan Allah akan turun, maka mereka semua akan terkena siksaan itu. Allah berfirman:
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.
Dalam ayat ini mengandung penjelasan tugas itu merupakan fardu kifayah dan bukan fardu a’in, sebab Allah berfirman: “jadilah setiap orang di antara kalian yang menyuruh kepada yang ma’ruf, jika sudah ada yng melaksanakannya berarti yng lain tidak wajib untuk melaksanakan hal tersebut”.
Seorang muslim dituntut untuk mengemban risalah, tidak berdiam diri terhadap kedzaliman dan selalu aktif berjuang untuk memenangkan kebenaran. Dan tidak rela apabila kedzaliman menyebar dimasyarakat. Dan tidak boleh berhenti memerangi kemungkaran, harus selalu merubahnya, menentang maju untuk memeroleh pahala Allah. Didasarkan karena akibat dari tidak pedulinya dengan kemunkaran dan tidak merubahnya.
Menurut Abulaits As-samarqandi, bahwa orang yang menyuruh untuk mrlakukan kebaikan itu harus memenuhi 5 syarat, Yaitu:
1) Mempunyai ilmu, karena mayarakat pada umumnya belum mengerti mana yang ma’ruf dan mana yang munkar
2) Dalam bertindak, dia hanya mempunyai tujuan karena Allah dan demi kemuliaan agama.
3) Bersikap ramah dan sayang kepada orang yang diajak untuk berbuat baik, menjauhkan diri dari sifat kasar dan bengis. Sebagaimana pesan Allah kepada Musa dan Harun a.s. ketika diutus untuk menghadapi Fir’aun.
Artinya: Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut”.
4) Mempunyai sifat yang sabar dan penyantun
5) Ia harus mengerjakan apa yang telah ia perintahkan kepada orang lain supaya ia tidak diejek oleh orang lain.
Sedangkan rukun amar ma’ruf nahi munkar yaitu:
1) Orang yang mencegah kemunkaran harus orang muslim yang mukallaf dan benar-benar sanggup melakukannya.
2) Yang akan dihadapi benar-benar berupa kemunkaran yang ada didepan mata dan tampak.
3) Cara pelaksanaan. Ada beberapa tahapan dan adab dalam hal ini:
a) Harus mengetahui adanya kemunkaran
b) Pemberitahuan
c) Mencegah denagn nasihat
d) Celaan dan hardikan dengan kata-kata yang keras dan kasar
e) Merubah dengan tangan
f) Ancaman
g) Langsung menggunakan pukulan atau tendangan.
2. Hadits dari Abi Sa’id al-Khudhri
عن طارق بن شهاب قال أوّل من بدأ بالخطبة يوم العيد قبل الصلاة مروان فقام إليه رجل فقال الصلاة قبل الخطبة فقال قدترك ماهنالك فقال أبو سعيد أمّا هذا فقد قضى ما عليه سمعت رسوال الله عليه وسلّم يقول من رأى منكم منكرا فليغيّره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الايمان (أخرجه مسلم في الكتاب الايمان)
Artinya: “Dari Abu Said Al-Khudri r.aa beliau bersabda Saya mendenagr rasulullah SAW bersabda: “Barang saipa diantara kalian melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya,apabila tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman”. (HR Muslim)
Dalam hadits diatas rasulullah SAW menjelaskan bahwa hendaknya setiap muslim tanggap terhadap kemunkaran yang terjadi didepanmatanya dan tidak tinggal diam. Sikap tanggap tersebut berupa pencegahan terhadap kemunkaran apaun bentuknya sesuai denagn kemampuan mulai dari pencegahan dengan tangan yang merupakan penanganan tingkat paling tinggi hingga yng paling rendah yaitu dengan hati.
Tingkatan paling tinggi berupa pencegahan kemunkaran dengan tangan yaitu apabila dirasa mampu untuk itu, dan ini hanya biasa dilakukan oleh orang-orang yang memilki wewenag seperti pemerintah terhadap rakyatnya, kepala keluarga terhadap anggota keluarganya, dan sebagainya. Adapun tingkat kedua adalah pencegahan yang dilakukan dengan lisan yaitu berupa nasehat, dan ini hanya dapat dilakukan oleh siapa saja dengan mempertimbangkan akibatnya seperti, ulama dengan umat, umat terhadap ulama dan sebagainya.
Tingkatan yang paling rendah yang dikatakan sebagai selemah-lemahnya iman adalah pencegahan dengan hati dan ini wajib dilakukan oleh setiap muslim, sebab jika tidak berarti menunjukkkan bahwa kadar iman telah hilang dari hati orang tersebut.
Sesungguhnya termasuk pengertian dari asma Allah SWT “Al Hakim” (zat yang maha bijaksana) adalah tersimpannya banyak kebaikan bagi para hamba dalam amalan-amalan yang dititahkanNya, dan adanya berbagai kerusakan serta bahay dibalik perkara-perkara yang di larang. Maka tatkala perintah untuk melaksanakan ibadah yang agung ini Allah sampaikan kepada umat manusia, tentulah tersimpan banyak rahasia kebaikan didalamnya.
Berikut ini diantara hikmah-hikmah yang luhur dari melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar:
1) Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar merupakan salah satu bentuk Iqamatul Hujjah (penyampaian hujjah, keterangan yang jelas akan kebenaran dari Allah) bagi seluruh umat manusia secara umum, dan para pelaku ma’siat secara khusus. Sehingga ketika turun musibah dan bencana mereka tidak bisa berdalih dengan tidak adanya orang yang memberikan peringatan dan nasehat kepada mereka. Mereka juga tidak bisa beralasan dengan hal yang sama dihadapan Allah kelak. Allah berfirman:
Artinya:”Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu di utus. Allah maha perkasa lagi maha bijaksana”. (QS An-Nisa:165)
2) Dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar akan terlepas tanggungan kewajiban untuk melaksanakannya (lazim disebut baratu dzimmah) dari pundak-pundak orang yang telah menjalankannya. Allah berfirman
Artinya:”Maka berpalinglah engkau dari mereka, dan engkau sekali-kali tidaklah tercela”. (QS Adz-Dzariat: 54)
3) Membantu saudara seiman untuk membantu melakukan kebajikan. Firman Allah:
Artinya:”Dan tolong menolonglah kalian dalam melaksanakan kebajikan dan taqwa,dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”. QS Al Maidah:02)
Seorang muslim yang sejati adalah orang yang menyukai kebaikan ada pada saudaranya seiman, seperti dia menyukai hal itu pada dirinya sendiri. Karenanya, di bersungguh-sungguh untuk mengajak saudaranya seiman untuk menggapai pahala dan menjauhi dosa.
Amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu sebab terbesar untuk mendapatkan kepemimpinan dimuka bumi. Allah yang telah menciptakan bumi, maka Allahlah yang berhak mengangkat pemimpin di muka bumi tersebut. Ciri-ciri para penguasa dalam Al-Qur’an surat Al Hajj ayat 40-41, yang artinya: “...Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.


III. KESIMPULAN
Umat islam adalah umat terbaik bagi segenap umat manusia. Umat yang paling memberi manfaat dan baik kepada manusia. Karena mereka telah menyempurnakan seluruh urusan kebaikan dan keman faatan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Mereka tegakkan hal itu dengan jihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta mereka, inilah anugrah yng sempurna bagi manusia. Umat yang rahmatan lil’alamin, menyerukan kepada semua perkara yang baik dan melarang semua kemunkaran.

IV. PENUTUP
Inilah bagian terbesar dari keindahan bagi agama islam, hal yang sangat darurat untuk ditegakkan, sebagaimana padanya ada tindakan meluruskan penganutnya yang bengkok, pembersihan jiwa dan cambukan bagi mereka dari melakukan perbuatan yang hina serta membawa mereka untuk melkukan perbuatan yang mulia.
Demikian pembahasan tentang amar ma’ruf nahi munkar ini kami sampaikan, semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua.
















DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasyimi, Dr. Muhammad, Apakah anda berkepribadian Musli, Semarang: Gema Insani Press, 1995.
Nasiruddin, Syeikh M. Al-Albani, Terjemah Riyadus Shalihin, Surabaya: Duta Ilmu,2006
Shabir, Drs. H. Muslich, MA, Terjemah Tanbihul Ghofilin, Semarang: Toha Putra,1993
Qudamah, Ibnu, Minhajul Qashidin, Jakarta: Pustaka Kautsar, 2006
Yahya, Al Imam Abu Zakaria bin Syaraf An Nawawi, Riyadhus Shalihin, Jakarta: Pustaka Amani, 2004
http://www.al_ikhwan.net/amarma’rufnahimunkar.co.id
http://majalah_assunah.com/index.php?option=com-conten&view=article&id=72

0 komentar: